TAWASSUTH.ID – Kementerian Agama RI di bawah nahkoda Gusmen Yaqut Cholil Qoumas terus melakukan berbagai inovasi dan kreasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan indeks kemaslahatan bagi jamaah haji. Inovasi dan kreasi tersebut berhasil dilaksanakan oleh para petugas yang dedikatif, inovatif dan kreatif. Berikut beberapa dedikasi dan inovasi haji 2024.
Pertama, Tanazul (fasilitas pulang lebih cepat dari Mina setelah lempar jamarah ‘aqabah bagi jamaah yang membutuhkan istirahat di hotel. Malamnya kembali lagi ke Mina untuk mabit). Inovasi ini telah mendatangkan kemaslahatan yang luar biasa, khususnya bagi jamaah lansia. Mengingat Jumlah jamaah lansia tahun ini lebih 41.000. mulai umur 65-110 tahun. Kami melihat inovasi kebijakan ini tidak hanya mencegah terjadinya kecelakaan, melainkan juga menghadirkan banyak kemaslahatan.
Kedua, Smart card (kartu yang mempermudah akses jamaah di Armuzna).
Ketiga, Safari wukuf. Fasilitas ini diperuntukkan bagi jamaah yang resiko tinggi untuk tetap dapat melaksanakan wukuf.
Keempat, Fast track. Fasilitas untuk mempercepat proses di imigrasi, khususnya di Embarkasi haji dengan jumlah jamaah terbanyak. Tujuannya, agar jamaah tidak perlu antri lama. Kebijakan inovatif ini telah mempercepat proses jamaah menuju pesawat. Hanya dalam waktu 6 menit para jamaah sudah berada di pesawat.
Kelima, Murur. Fasilitas fikih yang diberikan kepada jamaah haji khusus sebagai bentuk inovasi lain dari haji 2024. Kebijakan ini membolehkan jamaah cukup melintas di Muzdalifah tanpa harus turun dari kendaraan karena dapat mendatangkan kemudharatan bagi jamaah. Inovasi ini telah melahirkan kemaslahatan berikutnya sepanjang prosesi haji 2024.
Keenam, Aplikasi kawal haji. Ini adalah kebijakan inovatif dan kreatif berikutnya. Fasilitas berbasis IT berwujud aplikasi “kawal haji” untuk merespon cepat setiap keluhan, peristiwa dan bentuk kebutuhan lainnya dari seluruh jamaah. Fasilitas ini telah mempersingkat waktu, menghemat energi dan meningkatkan kegesitan petugas dalam melayani jamaah.
Ketujuh, Melayani dengan hati. Fenomena ini dapat kita temukan pada banyak kasus. Di antaranya Yudi Mulyadi menggendong seorang nenek yg berumur 80 tahun lebih. Di tempat lain kita melihat dengan nyata seorang petugas haji memapah dengan sabar seorang kakek menuju masjid haram. Di saat berbeda kita terkesima saat petugas kesehatan dengan telaten, sabar dan khitmat melayani jamaah yg sakit. Itu hanya sedikit dari sekian banyak peristiwa yang tidak hanya menunjukkan inovasi dan kreasi, melainkan juga dedikasi petugas kepada para jamaah, tamu Allah yang mulia. Hal ini mustahil terjadi, tanpa kebeningan hati, cinta dan ketulusan dari para petugas serta keseriusan Gusmen dengan segenap jajarannya.