TAWASSUTH.ID – Hari Santri Nasional diperingati setiap tahunnya yang mana berawal dari usulan masyarakat pesantren dengan tujuan untuk mengingat, mengenang, dan meneladani kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia. Sehingga Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 menetapkan tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri.
Pada tanggal 6 Oktober 2023, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas merilis logo peringatan Hari Santri 2023 dengan mengusung tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Tema ini sangat relevan dengan konteks peran santri di dalam bidang pendidikan, harapannya dengan tema ini para santri dapat menumbuhkan semangat jihad intelektual terutama dalam menghadapi era transformasi digital saat ini. Dengan kata lain, tema yang diambil untuk memperingati Hari Santri pada tahun ini mengandung makna merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan umat.
Kata jihad yang digunakan sebagai tema pada hari santri tahun ini tidak selalu merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada bentuk perjuangan. Kata jihad di dalam Alquran juga sering disanding dengan lafaz fi sabilillah (pada jalan Allah), hal ini menunjukkan bahwa semestinya seluruh aktivitas semata-mata harus diniatkan karena Allah serta mengharap keridhaan-Nya, sehingga jihad yang telah dilakukan tersebut akan bernilai di sisi Allah Swt.
Di dalam tafsir al-Azhar, Buya HAMKA menjelaskan bahwa arti pokok dari kata jihad adalah bekerja keras, bersungguh-sungguh dan tidak mengenal kelalaian. Jika seseorang bekerja keras membanting tulang, membuktikan bahwa hidupnya adalah untuk memperjuangkan agama Allah, maka yang beruntung bukan orang lain melainkan pejuang itu sendiri. Keuntungan pertama yang akan didapatinya dalam dunia ini adalah bertambah tinggi derajat jiwanya, bertambah banyak pengalaman dan ilmunya dalam menghadapi dunia ini. Sedangkan keuntungan kedua di akhirat kelak, ia akan mendapat tempat istimewa di sisi Allah Swt di dalam surga, menerima pahala dan ganjaran atas amalnya tersebut.
Dalam konteks Hari Santri 2023, makna jihad di sini merujuk pada perjuangan intelektual yang harus dilakukan oleh para santri dengan penuh semangat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Gusmen, para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Maka selayaknya para santri berjuang dengan segenap kemampuan dan ilmu yang dimilikinya agar turut andil dalam mengisi literasi keagamaan yang moderat di ruang-ruang digital.
Selama ini ruang digital juga dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang cenderung mendominasi nilai keagamaan yang menjurus kepada eksklusivitas dan bahkan menghidupkan konflik umat beragama dengan politik identitas. Paham-paham yang seperti ini sekiranya perlu diluruskan agar tidak berkembang secara masif di dalam masyarakat, maka di sini peran santri akan menjadi signifikan jika dapat mengkampanyekan Islam yang inklusif, toleran dan menghargai perbedaan. Peran ini harus dilakukan dengan cara menyeluruh, terlebih lagi dalam menghadapi tahun politik yang sudah di depan mata, para santri harus solid dan bersatu dalam satu barisan, dengan menggunakan media yang menjadi senjata saat ini, agar para santri dapat menangkal orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan politik praktisnya.
Dengan peringatan Hari Santri Nasional ini, maka dapat dijadikan sebagai momentum kebangkitan santri ke arah yang lebih maju dan berkembang. Saatnya santri meletakan landasan berfikir yang jelas, mengukir karya untuk bangsa, dan tidak terbawa ke paham radikalisme yang cenderung mengarah kepada tindakan yang provokatif. Penulis yakin jihad intelektual para santri akan menjayakan negeri. Semoga!