TAWASSUTH.ID – Perkembangan teknologi memporak-porandakan alur berfikir manusia. Tatanan sosial dibangun dan identik dengan nilai-nilai pendidikan agama kini tergerus kehidupan hedonis tanpa sandaran. Masyarakat seperti “terpenjara” tidak menemukan jalan untuk keluar. Pergaulan bebas, sex bebas, sodomi sampai hubungan inses (hubungan sedarah) yang semakin banyak tejadi bahkan menjadi momok menakutkan dalam kehidupan masyarakat.
Kekerasan dan pelecehan seksual sulit untuk dihindari, dalam setiap detik berdasarkan catatan akhir tahun Komnas Perempuan Indonesia menghimpun jumlah korban terus bertambah. Ada apa sebenarnya dengan masyarakat kita hari ini. Mengapa nilai spiritual yang identik dengan kehidupan religius masyarakat Kian tergeser digantikan dengan perilaku menyimpang.
Dunia pendidikan tempat tumbuh dan berkembangnya tunas bangsa pun tidak luput dari perilaku tidak beradab tersebut. Media massa terus merilis dan menulis berita menyedihkan ini. Mengapa konsep pendidikan nilai yang tertanam dalam sumbu kehidupan masyarakat Kian tergerus dan kini digantikan oleh nilai pendidikan “modern” tanpa pijakan. Lembaga pendidikan sebagai tempat memproses generasi saat ini kian kewalahan. Walaupun di setiap lembaga pendidikan hari ini telah dibentuk Satgas PPKS guna melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dilingkungan sekolah dan kampus, namun untuk meredakan tindak kekerasan dan pelecehan seksual cukup sulit. Agar terealisasi harapan semua pihak untuk menghapus segala bentuk kekerasan yang telah diamanatkan Oleh Peraturan Mentri Agama No. 73 Tahun 2022 mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di satuan pendidikan pada kementrian Agama, dan Permendikbud ristek Nomor 46 tahun 2023 (Permendikbud ristek PPKSP) tentang penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di lembaga pendidikan.
Untuk menjalankan amanah tersebut, dibutuhkan kerjasama semua pihak. Dimulai dari keluarga pusat utama pendidikan anak menuju usia dewasa, sekolah, masyarakat dan negara. Kerja sama ini harus dibangun secara permanen dan semua elemen masyarakat harus bersinerji utk menangkal segala bentuk pelecehan dan kekerasan seksual.
Kerja keras dari semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk menghalau ini semua. tanpa ada nya penyatuan visi dan misi ini maka akan sulit mendapatkan generasi yang “sehat”.