Oleh: Taufiqul Hadi
Tanggal 12 Rabiul Awal merupakan momentum yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, karena setiap tanggal tersebut umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. yang lahir di kota Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 M). Pada tahun kelahiran Rasulullah tersebut tentara Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah dengan pasukan Gajah.
Di usia masih kecil, Nabi SAW. telah kehilangan kedua orang tua dan tinggal bersama kakeknya, Abdul Muthalib. Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum Nabi dilahirkan. Adapun ibunya, Aminah, meninggal dunia ketika Nabi berusia enam tahun. Sepeninggal kakeknya, Nabi diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, hingga Nabi tumbuh menjadi pemuda dewasa yang berakhlak mulia.
Sifat Mulia Nabi SAW.
Dalam diri Nabi SAW. telah tertanam sifat dan akhlak yang mulia yang harus dijadikan suri teladan bagi umat Islam terlebih lagi oleh generasi muda Muslim di masa sekarang ini. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi: ‘Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah saw. itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah Swt. dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah’.
Adapun sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW yang dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua adalah shiddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Shiddiq artinya orang yang jujur, amanah adalah dapat dipercaya, fathanah berarti orang yang pandai atau cerdas, dan tabligh artinya orang yang menyampaikan.
Kejujuran Nabi Muhammad SAW. tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Bahkan masyarakat Makkah memberinya gelar dengan Al-Amin yang memiliki arti terpercaya atau dapat dipercaya. Kejujuran Nabi Muhammad SAW. ini dapat ditiru oleh umat muslim baik secara individu maupun masyarakat. Sifat jujur yang dimiliki oleh Nabi SAW. ini berimplikasi pada munculnya sifat-sifat terpuji lainnya yaitu amanah. Sifat ini tentunya berlawanan dengan sifat mustahil yang ada dalam diri Nabi SAW. yaitu khianat. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak menjaga amanah” (H.R. Ahmad).
Sifat Nabi Muhammad SAW yang berikutnya adalah fathanah, yaitu cerdas. Kecerdasan Nabi Muhammad SAW sudah terlihat sejak kecil dengan menunjukkan cara berpikir yang kritis. Beliau juga menunjukkan intelektualitasnya tatkala melaksanakan dakwah dan menyiarkan agama Islam baik ketika di Makkah maupun di Madinah. Jawaban-jawaban cerdas yang keluar dari Nabi SAW tak jarang membuat banyak orang terkagum-kagum hingga akhirnya terbuka pintu hatinya untuk memeluk agama Islam. Meskipun demikian, beliau tidak pernah merasa lebih pintar dari siapapun. Bahkan tetap bersikap rendah hati terhadap siapa saja. Rasulullah dalam salah satu sabdanya menyampaikan: “Barang siapa yang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat) nya (di dunia dan akhirat). Dan siapa yang sombong maka Allah akan merendahkannya” (HR Imam Ibnu Mandah dan Imam Abu Nu’aim).
Selanjutnya sifat tabligh yang memiliki arti menyampaikan, maksudnya memberikan pemahaman kepada orang-orang mengenai kebaikan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW. yang artinya: “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu” (H.R. Ahmad). Sifat mulia ini wajib ditiru oleh seluruh umat Islam dengan menyampaikan hal-hal yang baik dan menjauhkan diri dari menyampaikan hal-hal yang buruk, menyesatkan dan tidak benar alias hoax.
Makna Peringatan Hari Maulid Nabi
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna penting bagi umat Islam. Maulid dapat dijadikan sebagai momen untuk meneladani nilai-nilai dan ajaran Rasulullah SAW. yang diberikan untuk umatnya dalam menjalani kehidupan ibadah maupun bermuamalah.
Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna ungkapan rasa syukur atas kelahiran beliau ke dunia dan telah menyebarkan suri tauladan yang baik bagi umat manusia. Semasa hidupnya, Nabi SAW. bersama para sahabatnya selalu senantiasa mengajarkan agama Islam sebagai agama yang menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Cinta dan kasih sayang terhadap semua makhluk yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. merupakan fondasi dari ajaran Islam dan hikmah utama yang bisa kita ambil dari momentum Maulid Nabi SAW.
Di samping itu, makna paling penting dari Maulid Nabi yaitu sebagai bentuk dakwah dalam rangka menguatkan aqidah umat Islam. Syiar keislaman dalam bentuk dakwah, shalawat bersama, membaca sirah Nabi, memuliakan tamu yang datang memiliki nilai sosial yang penting dalam menguatkan ukhuwah islamiyah antar umat Islam. Di Indonesia, bentuk ekspresi kegembiraan terhadap peringatan Maulid Nabi SAW. dilakukan dengan cara berbeda-beda, dalam tradisi masyarakat Aceh misalnya, dengan melakukan kenduri Maulid Nabi yang diperingati sampai 100 hari lamanya. Begitu juga dengan masyarakat di daerah lain yang tentu memiliki tradisi masing-masing dalam memperingati Maulid Nabi dengan cara yang beraneka ragam.
Dari berbagai banyak cara dalam memperingati Maulid Nabi SAW., umat Islam dapat mengambil hikmah dan pelajaran untuk terus meneladani nilai-nilai dan sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk dalam golongan umatnya yang mampu menghidupkan akhlaqul karimah Rasulullah SAW. sesuai dengan konteks kehidupan modern saat ini baik dalam bermasyarakat maupun bernegara.