Tawassuth.id – Di Aceh, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (khanduri maulod) dirayakan dengan penuh semangat dan meriah. Bahkan perayaannya bisa berlangsung tiga bulan, mulai dari bulan Rabiul Awal hingga Jumadil Awal. Dalam kurun waktu tersebut, setiap gampong di Aceh mengadakan khanduri maulod secara bergantian. Tradisi yang menggabungkan ritual keagamaan-zikir atau dikee serta khanduri akbar atau jamuan makan bersama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Maulid di Aceh. Ini menunjukkan betapa besar cinta Masyarakat Aceh kepada Rasulullah SAW. Tradisi yang dibalut dengan syiar dakwah ini menjadi kearifan lokal yang harus terus dilestarikan.
Meskipun Masyarakat Aceh telah mengalami perubahan gaya hidup dan modernisasi, namun semangat dan tradisi menyambut Maulid Nabi tetap terjaga dengan kuat. Di tengah era yang serba sat set, perayaan Maulid Nabi menjadi lebih terorganisir/teratur, penyederhanaan dalam beberapa tradisi, penggunaan media digital sebagai penyebaran informasi dakwah serta tema tausiah agama sesuai isu-isu kontemporer. Bahkan berbagai institusi pemerintahan dan swasta di Aceh turut menyelenggarakan dan mendukung acara Maulid. Hal ini menunjukkan bahwa perayaan Maulid tidak hanya dipandang sebagai ritual keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi unik dan menjadi identitas budaya Masyarakat Aceh.
Memperingati Maulid Nabi yang sangat meriah ini jangan hanya sebatas perayaan seremonial saja. Tapi harus menjadi momentum refleksi diri untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, serta terus meneladani dan menjalani sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada salahnya, jika kita kembali melihat dan memahami dengan seksama beberapa nasihat Rasulullah SAW khususnya yang ditujukan kepada Perempuan masa kini. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat memperhatikan dan menghargai hak-hak Perempuan dalam Islam. Beberapa nasihat beliau menunjukkan bahwa betapa mulianya Perempuan di mata Islam. Meski di era sekarang ini, banyak Perempuan yang tidak sepenuhnya menyadari betapa mulianya kedudukan mereka di mata Islam. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya ilmu, ketidaktahuan akan hak-hak mereka, tekanan sosial, terjebak dalam norma-norma partriarki, keterbatasan pengakuan terhadap peran dan kontribusi Perempuan. Kondisi yang menunjukkan bahwa Perempuan tidak memuliakan dirinya sendiri justru memperkuat stereotipe bahwa Perempuan adalah racun dunia. Kondisi yang terus mendiskriminasi dan akan sangat merugikan kaum Perempuan. Ya, kalau bukan kaum Perempuan sendiri yang memuliakan diri dan menjaga Marwah lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan kehormatan Perempuan? Lalu siapa lagi yang akan mendidik generasi Perempuan di akhir zaman ini?
Rasulullah SAW memberikan banyak perhatian dan wasiat khusus kepada kaum perempuan, baik melalui sabda-sabda beliau maupun melalui contoh perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa wasiat Rasulullah SAW yang khusus ditujukan kepada Perempuan yaitu:
Menjaga Kehormatan dan Martabat
Rasulullah SAW berpesan agar Perempuan menjaga diri mereka serta kehormatannya, baik dalam berpakaian maupaun dalam bersikap sehari-hari. Berpakaian sopan sesuai syariat adalah simbol kesederhanaan dan penghormatan pertama Perempuan terhadap diri sendiri. Kemudian, adanya rasa malu adalah perisai dalam menjaga kehormatan dan kesucian. Dengan rasa malu Perempuan akan lebih waspada dalam bertindak negatif yang dapat merusak jati dirinya sebagai Muslimah sejati. Rasulullah SAW bersabda: “sikap malu sebagian dari iman” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadist ini sungguh menarik untuk direnungkan. Betapa pentingnya menjaga rasa malu di era bebas dalam pergaulan dan penggunaan media sosial yang semakin bar bar, terkait penyebaran gambar, komentar, bahkan tindakan yang dapat merusak citra diri. Selain itu, kehormatan di sini bukan hanya terkait aspek fisik, penampilan maupun jabatan. Melainkan seluruh aspek kehidupan Perempuan mencakup cara berpikir, berbicara, dan berinteraksi sosial. Kehormatan ini harus dijaga dengan akhlak terpuji sesuai ajaran Islam. Karena menjaga kehormatan dan martabat merupakan upaya melindungi Perempuan dari segala bentuk eksploitasi dan pelecehan. Bukan hanya sebagai bentuk perlindungan, tetapi juga sebagai tanda penghormatan kepada Perempuan.
Menjaga Akhlak dalam Pergaulan
Kehormatan dan martabat Perempuan juga tercermin melalui caranya berinteraksi dengan orang lain. Dalam Islam, Perempuan diajurkan untuk menjaga batasan-batasan dalam pergaulan, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bukan tentang membatasi peran dan ruang gerak Perempuan, tetapi lebih kepada menjaga nilai-nilai kesucian dalam berinteraksi sosial. Menjaga batasan dalam pergaulan juga menjadi cara menghindari fitnah dan kesalahpahaman di media sosial maupun di lingkungan sosial.
Rasulullah SAW juga menasihati wanita agar menjaga diri dari segala bentuk fitnah, baik dalam cara berpakaian, bertindak, maupun berbicara. Beliau bersabda, “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim). Nasihat ini adalah peringatan agar wanita berhati-hati dalam menjaga penampilan, perilaku, berinteraksi dengan lawan jenis serta memastikan bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan tetap sesuai dengan ajaran Islam.
Pentingnya Saling Menghormati dalam Pernikahan
Dalam kehidupan pernikahan, Rasulullah SAW menekankan pentingnya saling menghormati antara suami dan istri. Menekankan pentingnya membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Islam mengajarkan keseimbangan dan kesalingan, bukan dominasi dari salah satu pihak. Se-independent apapun Perempuan tidak seharusnya menjadi dominan dalam keluarga, tetapi juga bukan berarti perannya harus diminimalkan bahkan diabaikan. Suami istri harus saling bekerjasama dalam mengambil keputusan yang menyangkut urusan keluarga. Meskipun suami memiliki hak memimpin, bukan berarti Perempuan tidak boleh memberikan pendapat dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan. Sebab, keseimbangan antara hak dan kewajiban masing-masing pasangan adalah kunci untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dia akan masuk surga melalui pintu mana pun yang dia kehendaki.” (HR. Ahmad). Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah menempatkan ketaatan istri kepada suami sebagai bagian penting dari kehidupan rumah tangga yang harmonis, selama suami juga memperlakukan istrinya dengan baik dan adil sesuai dengan ajaran Islam. Anda Perempuan beriman, anda taat terhadap suami (sesuai syariat), anda bisa masuk surga dari pintu mana saja. Itu sudah!
Kedudukan Ibu yang Mulia
Rasulullah SAW memberikan tempat yang sangat mulia kepada seorang ibu. Beliau bersabda, “Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu.” (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan betapa besar kasih sayang dan penghormatan yang harus diberikan kepada seorang ibu. Peran ibu dalam mendidik anak-anaknya juga sangat ditekankan oleh Rasulullah. Dengan mendidik anak-anak yang saleh dan salehah, seorang ibu berkontribusi besar dalam membangun generasi yang taat kepada Allah.
Menjadi ibu di era digitalisasi modern ini tentu dipenuhi dengan tantangan. Semakin banyak distraksi duniawi yang mengguncang psikis, emosi dan mental. Ibu dituntut untuk keterampilan, kebijaksanaan serta memiliki kekuatan iman yang lebih besar dari masa-masa sebelumnya. Ibu harus menanamkan keyakinan dan praktik keagamaan kepada anak-anaknya sejak dini agar anak memiliki pondasi Islam dan iman yang kuat. Serta ibu adalah sumber ketenangan, doa dan support system bagi anak-anaknya. Maka seorang ibu harus memiliki ilmu agama yang mumpuni sebagai madrasah bagi anaknya. Teruslah kuat ibu-ibu sang pemilik surga.
Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan
Banyak Perempuan saat ini merasakan bahwa hidup kok semakin berat dan masalah yang datang tak kunjung usai. Perempuan sering dihadapkan pada tuntutan ekonomi, karir, tanggung jawab keluarga, tekanan internal, ekspektasi sosial yang semua ini bisa bikin nambah beban secara fisik, mental dan emosional. Belum lagi diskriminasi dan ketidaksetaraan yang dihadapi di beberapa aspek kehidupan bahkan di dunia kerja.
Rasulullah SAW selalu menasihati wanita agar bersabar dalam menghadapi cobaan hidup, terutama dalam menghadapi ujian yang berkaitan dengan tanggung jawab rumah tangga, anak-anak, dan berbagai tekanan sosial. Kesabaran ini memiliki pahala yang besar di sisi Allah. Rasulullah bersabda, “Tidak ada musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah menghapuskan dosa-dosanya karenanya, meskipun itu hanya tertusuk duri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Nasihat ini juga relevan bagi perempuan masa kini yang mungkin menghadapi tantangan dalam peran mereka sebagai ibu, istri, dan individu di tengah masyarakat modern.
Hak atas Pendidikan
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibn Majah). Rasulullah memberikan hak yang sama kepada wanita untuk mendapatkan pendidikan. Wasiat ini menegaskan bahwa perempuan berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga.” (QS. An-Nisa: 124). Rasulullah SAW menegaskan bahwa kedudukan seorang wanita di sisi Allah tidak diukur berdasarkan jenis kelamin, tetapi berdasarkan iman dan amal saleh yang dilakukan. Nasihat ini mengingatkan para perempuan bahwa mereka memiliki peluang yang sama besar untuk meraih ridha Allah dan mencapai surga. Nasihat ini sangat penting untuk diingat, terutama di zaman sekarang, di mana pendidikan bagi wanita menjadi kunci bagi kemajuan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan yang setara bagi Perempuan bukan hanya tentang memberikan akses yang sama di sekolah maupun universitas, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, mendukung perkembangan secara optimal, kesetaraan yang berperan dalam memberdayakan Perempuan, mengurangi diskriminasi gender dan menciptakan lingkungan yang inklusif.
Perlindungan Terhadap Hak-hak Perempuan
Rasulullah SAW menegaskan pentingnya menjaga hak-hak perempuan dan melarang segala bentuk penindasan terhadap mereka. Perempuan memiliki hak-hak yang sangat jelas untuk dilindungi dan diperlakukan dengan kasih sayang, hormat dan penuh keadilan. QS. An-Nisa: 19 menerangkan “Dan bergaullah dengan mereka (istri-istri kalian) dengan cara yang baik…” (QS. An-Nisa: 19) Ayat ini menegaskan pentingnya memperlakukan perempuan dengan kebaikan, yang mencakup perlindungan dari segala bentuk kekerasan fisik dan emosional.
Hak-hak Perempuan mencakup keseluruhan aspek kehidupan seperti hak mendapatkan pendidikan, bekerja, hidup denga naman, berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta hak untuk diperlakukan dengan adil dan setara. Islam secara tegas menjamin hak-hak Perempuan dan pemberdayaan perempuan.
Wasiat Rasulullah SAW ini tidak hanya ditujukan kepada kaum Perempuan. Tetapi juga kepada mereka yang lahir dari Rahim Perempuan dan mereka yang terus memuliakan kaum perempuan. Refleksi ini tidak hanya sebagai pengingat, tetapi juga menjadi motivasi bagi Perempuan masa kini untuk terus memperkuat diri dalam menjalani hidup sesuai ajaran Islam. Agar Perempuan semakin menyadari betapa mulianya mereka dalam Islam, karena sesungguhnya Islam menuntun Perempuan dengan penuh pengajaran dan penghormatan untuk kehidupan yang mulia.
Wallahu a’lam bissawab.
Shallu ‘alan Nabi. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad!