SINDIKASI MEDIA MODERASI BERAGAMA

Artikel

Pesantren dan Penghafal Alquran

Oleh: Dr. Mahdalena, S.Pd., M.Pd (Dosen Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe)

Ilustrasi Menghafal Al-Qur’an (Foto: Freepik)

TAWASSUTH.ID – Modernisasi dan globalisasi telah mengakibatkan perubahan perilaku kehidupan masyarakat, khususnya aspek nilai-nilai agama. Maraknya pesantren berjamur dimasyarakat menjadi salah satu solutifnya. Pesantren telah menjadi suatu fashion saat ini. Pesantren mengusung cita-cita bangsa dengan berbagai model dan dengan kekhasan kurikulumnya masing-masig yang memberikan warna tersendiri bagi masyarakat. Tentunya publik dapat memilih pesantren sesuai dengan kondisi gaya belajar dan keinginan yang dicita-citakan. Kiprah pesantren dalam dunia pendidikan sangat kontributif. Pesantren telah mewarnai kehidupan masyarakat dalam berbagai peran. Beberapa peran yang dihadirkan pesantren adalah melahirkan ulama, umara, dan penghafal Alquran. 

Penghafal Alquran sendiri memiliki keistimewaan yang luar biasa disisi Allah. Allah memuliakan penghafal Alquran tidak hanya diakhirat namun juga  didunia. Banyak penghafal Alquran yang berprestasi dalam berbagai bidang seperti bidang science, sosial, politik dan bidang lainnnya.  Basic hafidz menjadi salah satu modal untuk memperoleh berbagai kemenangan diantaranya juara olimpiade sains, olahraga, sosial dan berbagai bidang lainnya.  Proses menghafal quran ini secara ilmiah juga dikaji oleh peneliti mampu memberikan kecemerlangan otak dan kualitas hidup yang sangat baik. Ada banyak riset terkait hal ini, diantaranya dari aspek psikis menurut riset yang dilakukan oleh Very Julianto tahun 2011 dikemukakan bahwa orang yang sering membaca alquran akan bertambah kecedasannya baik IQ (intelegence quotient), EQ (emotional quotient) maupun SQ (spiritual quotient). Ini tentunya akan mempengaruhi perilaku dan karakter yang baik. Paper lain oleh Abdul Fatah Az Zawawi tahun 2010 menjelaskan keutamaan menghafal quran, diantaranya Allah mencintai, menolong, memberkahi, tidak menolak doa penghafal quran; memicu semangat dan lebih giat beraktifitas, memperoleh pemahaman yang benar, dan memiliki perkataan yang baik. Sementara itu, Vaghevi et al, tahun 2015 mengemukakan bahwa membaca, mendengar dan menghafal quran dapat mengaktifkan otak dan menghasilkan gelombang alpha dan tetha yang berdampak pada ketenangan. Hal ini juga diperkuat oleh riset Ismarulyusda, et.al, tahun 2019 mengungkapkan bahwa menghafal quran ditinjau  dari aspek kualitas hidup,  apek kesehatan dan hormon, serta aktivitas gelombang otak  dapat berdampak pada kecerdasan IQ, kesehatan fisik dan mental.

Pesantren dengan serangkaian kurikulum yang dimiliki telah mencetak para hafidz sebagai generasi bangsa yang akan melanjutkan pembangunan bangsa. Karenanya sudah seharusnya pesantren mendapatkan perhatian yang lebih dari berbagai pihak agar semakin terdepan dalam segala hal. Mengingat era kini begitu banyak kasus-kasus yang terjadi yang diakibatkan oleh hal-hal yang sia-sia yang terjadi baik disengaja atau tidak disengaja.

Menghafal Alquran bukan hanya sekedar kognitif memindahkan teks kedalam otak, tetapi bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai qurani kedalam hati seseorang, yang dengannya berdampak pada perilaku yang baik seperti giat belajar dan beraktivitas, memiliki perkataan yang baik, jiwa yang tangguh,  dan hal lainnya. Hal-hal inilah yang akan membawa pada arah pendidikan karakter yang diamanahkan oleh bangsa. Sejatinya, menjadi penghafal Alquran harus menjadi cita-cita semua muslim agar memperoleh kemenangan dunia dan akhirat.   Kita harus mejadi pecinta Alquran, tentu tidak hanya membaca tetapi mentadabburinya.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *