SINDIKASI MEDIA MODERASI BERAGAMA

Khazanah

Protes Gusmen: Dentuman yang menggetarkan Kesadaran

oleh Danial

Tulisan ini ingin menganalisis beberapa kalimat yang diucapkan oleh Gusmen saat memprotes pihak masyariq yang teledor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya terhadap jamaah haji Indonesia. Ada dua Bagian kalimat yang akan dimaknai dalam tulisan singkat ini. Pertama, Kalimat Gusmen “…saya tidak akan makan sebelum jamaah saya makan.”.Kedua, ..Nggak usah bicara kompensasi dengan kami. Kami tak butuh kompensasi.” Kedua kalimat Gusmen di atas kita sebut dengan dentuman. Disebut dentuman karena kalimat tersebut menggetarkan. Menggetarkan apa? Menggetarkan Kesadaran  personal,komunal dan struktural kita, terutama sebagai seorang pemimpin. Kesadaran tentang apa?

Pertama, kalimat “…saya tidak makan sebelum jamaah saya makan”.  Minimal ada 2 makna kalimat ini. (1) kesediaan seorang pemimpin untuk menunda hasrat, kebutuhan dan keinginannya sampai keinginan dan kebutuhan orang lain yang dipimpinnya terpenuhi. (2) Tidak bisa menikmati kebahagiaan di atas penderitaan rakyat dan umat yang dipimpinnya.

Kedua, kalimat …”Nggak usah bicara kompensasi dengan kami, kami tidak butuh kompensasi…” Kalimat ini menggetarkan semesta kesadaran kita, khususnya pimpinan tentang: (1) kompensasi yang ditawarkan adalah makanan, simbol kesejahteraan. Sifatnya fisik- material-jasmaniah. Sementara yang dirindukan oleh Gusmen adalah kebahagiaan. Sifatnya psikis- spiritual-ruhaniah. Dentuman dari kalimat ini menggetarkan Kesadaran akan kebahagiaan yang melampaui kesejahteraan. Ruhaniah mendahului jasmaniah.  (2) dentuman kalimat kedua Gusmen juga menggetarkan Kesadaran kita tentang mendahulukan umat yang dilayani ketimbang dirinya untuk dilayani. Mendahulukan yang dipimpin dari pemimpin, mengutamakan kewajiban di atas hak, mengistimewakan orang banyak dari pada kepentingan diri sendiri.

Kalimat Gusmen di atas  adalah dentuman yang menggetarkan Kesadaran  kolektif kita tentang kepemimpinan dan cinta. Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tapi kita tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *