Oleh: H. Munawar Rizki Jailani, Lc., M.Sh., Ph.D (Dosen Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe)
TAWASSUTH.ID – Tanggal 22 Oktober mendatang kita akan memperingati hari santri, Peringatan Hari Santri secara Nasional akan menggema di seluruh penjuru negeri. Kegembiraan akan perayaan ini sejatinya tidak hanya ditunjukakn dalam simbol-simbol atau ritus-ritus upacara semata. Perayaan ini harus dimaknai sebuah refleksi mendalam tentang indetititas dan core perjuangan santri dalam republik ini.
Republik ini dikenal oleh dunia dengan populasi Muslim terbesar, negara ini juga merupakan rumah bagi pelbagai agama, tradisi dan kepercayaan. Dalam keragaman ini, nilai-nilai tradisi santri yang toleran menjadi landasan yang penting untuk memastikan kedamaian yang multireligius.
Peran utama santri sebagai siswa pesantren yang berkomitmen untuk belajar Islam, memegang peran penting dalam memupuk dan mempromosikan moderasi beragama sebagai landasan keberagaman dan harmoni di Indonesia. Tulisan sederhana ini mengupas tradisi santri yang toleran dalam menjaga kermonisan di Indonesia.
Pesantren Sebagai Pilar Harmoni
Pesantren adalah aset berharga dalam memelihara tradisi dan toleransi di Indonesia. Lembaga pendidikan Islam tradisional ini memegang peranan penting dalam membentuk karakter santri yang toleran. Pesantren bukan hanya tempat di mana siswa mendapatkan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam, tetapi juga lingkungan di mana mereka diajarkan untuk mengembangkan pemahaman yang seimbang tentang Islam yang berakar pada nilai-nilai toleransi, keadilan, dan perdamaian.
Dalam pesantren, santri belajar bahwa Islam adalah agama yang mencintai keberagaman dan menghormati perbedaan. Mereka diajarkan untuk menerima dan menghargai perbedaan pendapatan dan pandangan. Pesantren menciptakan ruang di mana santri dari berbagai latar belakang etnis dan budaya dapat hidup bersama, saling belajar, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan rasa saling menghormati.
Pendidikan di pesantren juga tidak hanya tentang pemahaman agama tetapi juga memasukkan nilai-nilai tradisional. Santri diajarkan untuk menghormati budaya, adat istiadat, dan tradisi yang melingkupi mereka. Dalam hal ini, pesantren berfungsi sebagai jembatan antara agama dan budaya, mengintegrasikan kedua aspek ini menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Santri “agent” Toleransi
Santri memiliki peran penting sebagai fasilitator dialog antar dan intra umat beragama. Mereka memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai toleransi dalam Islam. Inilah yang membuat mereka menjadi penghubung yang baik antara berbagai kelompok agama dalam masyarakat.
Santri dapat membantu mempromosikan dialog yang konstruktif antar dan intra umat beragama, membuka pintu untuk pemahaman dan kerjasama. Dengan menjadi mediator dalam diskusi antar dan intra umat beragama, mereka membantu menjembatani kesenjangan yang mungkin ada antara kelompok agama yang berbeda.
Mereka dapat menyebarkan pesan toleransi melalui berbagai cara, termasuk ceramah, tulisan, dan partisipasi dalam acara-acara yang mempromosikan toleransi dan kerukunan. Dalam peran ini, mereka menjadi agen perubahan yang memengaruhi pandangan dan sikap masyarakat terhadap toleransi. Sebagai produk yang menjaga tradisi pesantren, santri adalah agen toleransi yang berharga dalam mempromosikan kerukunan dan keharmonisan umat beragama di Indonesia. Perayaan hari santri kali ini harus dijadikan sebagai mementum untuk mereflekasikan kembali peran dan jasa kaum santri dalam memerdekakan dan menjaga republik ini. Email: munawarjailani@iainlhokseumawe.ac.id