SINDIKASI MEDIA MODERASI BERAGAMA

Artikel

Tawassuth, Sikap yang Dianjurkan Ada Pada Diri Seorang Muslim

Tawassuth adalah sikap netral yang berintikan pada prinsip hidup menjunjung tinggi nilai keadilan di tengah-tengah kehidupan bersama, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Sikap ini dikenal juga dengan sebutan moderat (al-wasathiyyah).

Moderat atau moderasi dalam perspektif Khaled Abou El Fadl senada dengan istilah modernis, progresif, dan reformis. Muslim yang moderat adalah mereka yang menerima khazanah tradisi dan memodifikasi beberapa aspek darinya untuk memenuhi tujuan moral iman.

Tawassuth atau moderat termasuk ke dalam sikap yang diperintahkan oleh Allah dan dianjurkan Rasulullah. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً

Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.

Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang tawassuth lengkap dengan contoh sikapnya.

Arti Tawassuth dan Contoh Sikapnya

Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa tawassuth/moderat berasal dari kata wasath yang berarti adil, baik, tengah-tengah, dan seimbang. Artinya, seorang Muslim yang bersikap tawassuth akan menempatkan dirinya di tengah-tengah dalam suatu perkara, tidak ektrim kanan ataupun kiri.

Mengutip buku Moderasi Islam Nusantara oleh H. Mohamad Hasan, M.Ag., ada lima alasan mengapa sikap tawassuth dianjurkan ada pada diri seorang Muslim, yaitu:

  1. Sikap tawassuth dianggap sebagai jalan tengah dalam memecahkan masalah, maka seorang Muslim senantiasa memandang tawassuth sebagai sikap yang paling adil dalam memahami agama.
  2. Hakikat ajaran Islam adalah kasih sayang, maka seorang Muslim yang bersikap tawassuth senantiasa mendahulukan perdamaian dan menghindari pertikaian.
  3. Pemeluk agama lain juga mahluk ciptaan Allah yang harus dihargai dan dihormati, maka seorang Muslim yang bersikap tawassuth senantiasa memandang dan memperlakukan mereka secara adil dan setara
  4. Ajaran Islam mendorong agar demokrasi dijadikan alternatif dalam mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan, maka Muslim yang bersikap tawassuth senantiasa mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.
  5. Islam melarang tindakan diskriminasi terhadap individu atau kelompok. Maka sudah sepatutnya seorang Muslim yang bersikap tawassuth senantiasa menjunjung tinggi kesetaraan.

Dari kelima alasan tersebut, seorang Muslim seharusnya sudah memahami arti pentingnya sikap tawassuth dalam kehidupannya. Tawassuth cocok diterapkan dalam kehidupan sosial antar sesama manusia. Terlebih di masa sekarang yang penuh dengan problematika intoleransi dan diskriminasi antarumat beragama.

Adapun contoh sikap tawassuth dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Tidak membeda-bedakan golongan dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
  • Menjalin silaturahmi antar sesama agar tidak timbul pertikaian.
  • Menerima pendapat orang lain yang tidak sepaham.
  • Menerima saran, masukan, dan kritik membangun dari orang lain.
  • Menggunakan bahasa yang santun dan menyejukkan saat berkomunikasi.
  • Bersikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada.

Sumber : Kumparan

You may also like...