SINDIKASI MEDIA MODERASI BERAGAMA

Artikel

Tren “Kabur Aja Dulu” dan Konsep Hijrah dalam Islam

Oleh: Taufiqul Hadi (Dosen Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe)

Tren Hashtag Kabur Aja Dulu (Sumber foto: Bangkapos.com)

Tawassuth.id – Belakangan ini, tren “Kabur Aja Dulu” ramai digunakan di media sosial, fenomena ini dianggap sebagai bentuk kekecewaan generasi muda Indonesia terhadap kondisi sosial-ekonomi yang sedang terjaadi di dalam negeri. Tren ini berupa ajakan untuk meninggalkan tanah air demi bekerja atau melanjutkan studi di luar negeri, sehingga pada perkembangan terakhir, mereka yang mengikuti tren ini dianggap tidak nasionalis. Namun sejatinya, tren ini dapat kita refleksikan bagaimana manusia menghadapi tantangan hidup, mirip dengan konsep hijrah dalam Islam.

Hijrah: Transformasi Menjadi Lebih Baik

Secara bahasa, hijrah berasal dari kata Arab yang berarti “berpindah” atau “meninggalkan.” Dalam konteks agama Islam, hijrah merujuk pada peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat meninggalkan kota Mekah menuju Madinah, untuk menghindari penindasan dan menyebarkan ajaran Islam. Namun, hijrah lebih dari sekadar perpindahan fisik. Hijrah juga mengandung makna spiritual, yaitu berpindah dari keburukan menuju kebaikan, dari ketidaktaatan menuju ketaatan kepada Allah, serta dari kehidupan yang jauh dari nilai-nilai agama menuju kehidupan yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Secara umum, pengertian hijrah adalah berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu, baik itu untuk keselamatan, kebaikan, dan sebagainya. Hijrah juga berari perubahan entah itu sikap, tingkah laku, dan sebagainya ke arah yang lebih baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena hijrah banyak dijumpai dalam bentuk perubahan pola hidup, pergaulan, atau kebiasaan. Banyak orang yang mengalami titik balik dalam hidup mereka setelah memutuskan untuk mengubah cara hidup, berpindah dari lingkungan yang tidak mendukung, dan menata ulang tujuan hidup mereka. Sehingga hijrah menjadi sarana untuk mendapatkan kedamaian hati, menemukan kembali tujuan hidup, dan kembali dengan energi baru.

Kaitan antara “Kabur Aja Dulu” dan Hijrah

Pada permukaannya, tren “Kabur Aja Dulu” yang ramai belakangan ini, tampak seperti sebuah upaya untuk melarikan diri dari kenyataan hidup. Namun penting untuk dicatat, baik hijrah maupun tren “Kabur Aja Dulu” bukanlah soal menghindari tanggung jawab atau lari dari masalah. Justru, kita dapat memetik pelajaran bahwa dalam menghadapi tantangan hidup perlu mencari cara-cara yang sehat untuk berkembang dan upgrade diri. Jika kita pergi hanya untuk menghindari masalah, tanpa persiapan keterampilan, atau hanya sebatas mengikuti tren, mungkin saja situasi yang akan kita hadapi nanti akan lebih sulit dibandingkan sebelumnya.

Maka penting bagi kita yang ingin berhijrah atau berpindah tempat baik dalam rangka melanjutkan studi atau bekerja perlu mempersiapkan perencanaan yang matang, selain kesiapan mental dan finansial. Jika memang ada kesempatan yang lebih baik di luar sana, maka tidak salah untuk mengambil peluang tersebut, tanpa lupa untuk memberikan dampak positif terhadap tanah kelahiran sendiri.

Bagi kita yang memilih untuk tetap tinggal di tanah air, penting untuk terus mengembangkan kemampuan dalam berbagai bidang guna menghadapi persaingan global saat ini. Kita harus selalu meningkatkan keterampilan dan bakat yang dimiliki agar siap menghadapi persaingan dalam dunia kerja. Di samping memperbanyak rasa syukur kepada Allah SWT atas apa yang telah dicapai, karena mungkin apa yang telah kita raih saat ini adalah sesuatu yang sangat diidamkan oleh orang lain.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *