SINDIKASI MEDIA MODERASI BERAGAMA

Uncategorized

Syukur dan Mukjizat

Oleh: Ahmad Inung

Ilustrasi: aktivitas sujud (Sumber: Arina)

Kapan kita bersyukur kepada Allah? Jika pertanyaan ini terlontar, jawaban klisenya adalah saat kita mendapatkan nikmat. Itu adalah standar jawaban atas pertanyaan umum. Sudah barang tentu nilainya seratus. 

Tapi, kapan kita sungguh-sungguh berucap syukur kepada Allah dengan penuh kesadaran? Bahkan sebegitu sungguh-sungguhnya sampai kita bersujud syukur. Tak cukup dengan itu, kita melakukan tasyakuran dengan menggelar ritual jamuan makan bersama orang-orang di sekitar untuk berbagi kebahagiaan.

Jawaban pertanyaan kedua ini biasanya dilakukan saat doa kita terkabul. Misalnya, ketika ikut kompetisi tertentu dan memenanginya sesuai dengan doa-doa yang terus kita rapalkan. Atau, saat tiba-tiba kita mendapatkan rezeki, mungkin memenangkan undian atau yang lain. Atau, tanpa kita duga, kita mendapatkan sesuatu yang sangat membahagiakan.

Apakah ungkapan syukur di atas salah? Tentu saja tidak. Tapi, itu seakan-akan Allah hanya memberi karunia-Nya karena doa-doa kita atau hanya sesekali saja melimpahi kita dengan kasih sayang-Nya.

Baca Selengkapnya di: Arina.id

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *