TAWASSUTH.ID – Pada momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, kita diingatkan kembali pada pentingnya semangat persatuan dan kebhinekaan yang menjadi dasar berdirinya bangsa ini. Sebagai negara yang kaya akan keragaman suku, agama, budaya, dan bahasa, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga kesatuan di tengah perbedaan. Dalam konteks inilah, semangat moderasi menjadi kunci untuk memelihara keharmonisan dan menghindari potensi konflik yang dapat merusak keutuhan bangsa.
Moderasi adalah sikap tengah-tengah yang menolak ekstremisme dalam segala bentuknya, baik itu ekstremisme dalam beragama, berpolitik, maupun dalam kehidupan sosial. Sikap moderat bukan berarti lemah atau tanpa pendirian, melainkan merupakan upaya untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai kelompok dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan keadilan.
Dalam semarak perayaan HUT ke-79 ini, kita perlu merenungkan kembali nilai-nilai moderasi yang telah diajarkan oleh para pendiri bangsa. Mereka dengan bijaksana merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang mengakomodasi keragaman dan menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan hanya menjadi identitas nasional, tetapi juga fondasi bagi terciptanya harmoni di tengah pluralitas.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan meningkatnya polarisasi di masyarakat yang dipicu oleh perbedaan pandangan politik, agama, dan ideologi. Polarisasi ini sering kali diperburuk oleh narasi-narasi ekstrem yang disebarkan oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam situasi seperti ini, semangat moderasi menjadi semakin relevan dan mendesak untuk ditegakkan.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat moderasi, pendidikan menjadi salah satu pilar utama. Sistem pendidikan kita harus mampu menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghargai, dan cinta damai kepada generasi muda. Pendidikan yang menekankan pada pentingnya dialog dan penyelesaian konflik secara damai akan melahirkan individu-individu yang moderat, yang siap menjaga dan merawat persatuan bangsa.
Selain itu, peran tokoh agama dan pemimpin masyarakat sangat vital dalam mengkampanyekan semangat moderasi. Mereka harus menjadi teladan dalam mengajarkan pentingnya hidup berdampingan secara damai, serta menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Dengan demikian, moderasi tidak hanya menjadi konsep yang diajarkan di kelas, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah perayaan kemerdekaan ini, mari kita bersama-sama mengukuhkan komitmen untuk terus menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai dan harmonis. Semangat moderasi harus menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa yang besar. Dengan moderasi, kita dapat melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah, di mana perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang menyatukan kita dalam keberagaman.
Selamat HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia! Mari kita jaga semangat moderasi demi Indonesia yang lebih baik.